Jumat, 29 Mei 2015

Keteladanan Mgr. Alb. Soegijapranata, SJ



Biografi Singkat dan Keteladanan Tokoh
·        Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ

Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ akrab di sapa dengan sebutan Romo Kanjeng. Beliau lahir di Solo 25 November 1896 dan wafat di Steyl, Belanda pada 22 Juli 1963 di usia 66 tahun. Beliau di makamkan di Giri Tunggal, Semarang. Dan beliau merupakan Uskup pribumi pertama di Indoesia serta mendapat gelar langsung menjadi Pahlawan Nasional dari Presiden Soekarno berdasar SK Presiden RI No 152/th 1963 tertanggal 26 Juli 1963. Nama Mgr. Soegijapranata diabadikan menjadi nama sebuah jalan raya di Semarang, Malang, serta Medan. Nama dari Romo Kanjeng juga menjadi nama Universitas Katolik Soegijapranata juga di Semarang.
Sejarah singkat kehidupan awal dari Romo Kanjeng yang pasti banyak membuat orang kaget adalah ketika mengetahui latar belakang keluarga beliau yang muslim dan juga abdi dalem Kraton Surakarta yaitu keluarga Karijosoedarma. Lahir menajdi anak kelima dari sembilan bersaudara. Romo Kanjeng menjadi Katolik ketika dia bersekolah di Muntilan dan bergabung dengan Kolese Xaverius. Dan resmi dibaptis pada 24 Desember 1910. Memulai keimamannya sebagai vikaris paroki untuk Pr. Van Driessche di Paroki Kidul Loji, Yogyakarta.
            Romo Kanjeng terkenal dengan pro-nasionalisnya dengan slogan terkenal, “100% Katolik, 100% Indonesia.” Sosoknya begitu di kenal ketika terjadi gencatan senjata Jepang yang masuk ke Indonesia. Keteladanan yang begitu dalam menurut saya adalah ketika saya membaca sekilas dalam sebuah blog, dikatakan bahwa Rm. Soegijapranata yang begitu memperhatikan orang – orang kecil dan terpinggirkan. Terutama ketika mengetahui ada seorang Ibu yang berada di antara perang 5 hari yang beberapa hari tidak makan sehingga membuatnya tak sanggup menyusui anaknya karena air susunya kering. Juga pembelaannya ketika Gereja Randusari, Semarang yang akan disita Jepang untuk dijadikan Markas, sekejap beliau mengatakan, “Ini adalah tempat suci. Saya tidak akan memberi izin. Penggal dulu kepasa saya maka tuan baru boleh memakainya”. Pernyataannya terkesan mengkronvortasi Jepang, namun pembelaannya sangat berarti bagi banyak orang. 
Dalam revolusi nasional, Romo Kanjeng banyak menulis mengenai banyak hal tentang komunisme dan berusaha untuk mengembangkan pengaruh katolik untuk berjuang demi negara mereka dan berusaha meningkatkan pengakuan Indonesia di dunia luas.
Selain itu, keteladanan lain yang dapat ditiru dari Romo Kanjeng adalah sikap kesetiakawanannya dan rasa persahabatan yang tinggi. Seperti yang dicontohkan beliau dengan keluarga dari Bung Karno. Beliau mengurus segala keperluan keluarga Bung Karno selama ada di pembuangan. Juga prinsip – prinsip Romo Kanjeng dalam hidup, yaitu Prinsip kecintaan kepada Tanah Air Indonesia dan kecintaan terhadap Gereja, Prinsip Kesatuan, Kebebasan, dan Kasih hingga pemihakan pada orang miskin. Selain itu beliau juga meneladankan sikap dan menunjukkan kemampuan untuk berdiplomasi dengan banyak pihal tanpa memperhitungkan batas – batas berbasis agama dan etnisitas yang berbeda. Intinya, kita semua yang ada di Indonesia adalah satu kesatuan dan juga memiliki hak yang sama.
Karena keteladanan yang dapat ditiru dari Romo Kanjeng, beberapa orang tertarik untuk membuat film tentang “Soegija” dan film itu terealisasi tahun 2012 lalu. Banyak pihak menanyakan rentang waktu yang lama sampai saat film itu dimunculkan, mereka menghitung kurang lebih ada 49 tahun dari pengangkatan Romo Kanjeng menjadi Pahlawan Nasional. Harusnya, sejarah mesti meletakkan peran Romo Kanjeng sebagai tokoh Gereja juga contoh anak bangsa dari golongan bumi putera (inlander : pribumi) yang di balik upaya besar berusaha menggelorakan semangan silent diplomacy untuk merebut empati dan simpati dunia Internasional terhadap negaranya, Indonesia.
Untuk mengetahui lebih dalam keteladanan apalagi yang dapat dilihat dari Romo Kanjeng, Rm. Gregorius Budi Subanar dengan kerendahan hati melakukan studi riset tentangnya dan ditulisnya dalam buku berjudul Soegija: Si Anak Betlehem van Jawa .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar